Makalah Manajemen Diri Dalam Pembelajaran


Jual Tanah Kavling Murah Sistem Syariah
100 m2 Harga dibawah 40 Juta 
Bonus 2 Bibit Pohon Durian Musangking
Include SHM Selengkapnya KLIK


Disusun Oleh : Awang Setiawan

PROGRAM PENDIdikan agama islam
SEKOLAH TInGGI AGAMA ISLAM IMAM SYAFI’I
JAKARTA 2012
A. PENDAHLUAN
Aplikasi terbaru dari pandangan behavorial dalam belajar adalah manajemen diri, yaitu membantu siswa agar mampu mengontrol kegiatan belajarnya. Peran siswa dalam bentuk belajarnya merupakan perhatian utama dari para psikolog dan para pendidik saat ini. Perhatian ini tidak terbatas padabeberapa kelompok atau teori tertentu. Penelitian dari berbagai bidang yang berbeda menyatu dalam satuide penting, yaitu tanggung jawab dan kemampuan belajar pada diri siswa. Manning, Zimmerman, dan schunk menyatakan bahwa tidak ada orang yang mampu untuk belajar demi kepentingan orang lain.

B. DESKRIPSI TEORI TENTANG MANAJEMEN DIRI
          Manajemen diri secara umum terdiri daritiga langkah utama, yaitu menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Apabila tuuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orang-orang yang mampu mendidik dirinya maka siswa harus belajar mengatur hidupnya dengan menentukan tujuan hidup sendiri, memonitor dan mengevaluasiperilakunya, dan menyediakan penguatan untuk dirinya. Dalam kehidupan orang dewasa , penghargaan sering tidak tampak jelas, dan tujuan serng memerlukan waktu la,a umtuk mencapainya. Hidup dipenuhi dengan tugas-tugas yang perlu diurutkan pada manajemen diri, agar kegiatan lebih teratur dan pencapaian tujuan bisa di prediksi.
           Siswa mungkin terlibat dalam beberapa atau semua langkah untuk mengimpelementasikan program perilaku perubahan dasar. Mereka bisa membantu untuk mementukan tujuan, mengobservasi pekerjaanya sendiri, mencatat perkembangan perilaku, dan mengevaluasi kinerjanya sendiri.
Akhirnyamereka dapat memilih dan memnerikan penguatan untuk dirinya sendiri. Keterlibatan seperti ini dapat membantu siswabelajar mengatur langkah kertjanya di masa datang sehingga siswa mampu lebih mandiri.

1.MENENTUKAN TUJUAN
           Alder dalam teorinya tentang tujuan fiktif (fictionak goal) menyatakan bahwa perilaku seseorang diarahkan kepada tujuan masa mendatang yang sudah disusun sendiri. Ide seseorang lebih di tentukan oleh harapannya dimasa mendatang daripada pengalamannya dimasa lampau. Orang-orang bertindak dengan baik dalam kehidupannya sehari-hari apabila ide yang akan di kerjakan sudah disususn menjadi tujuan.
           Menurut Alder, uaha orang untuk bias unggul dalam persaingan hidup sangat di tentukan oleh tujuan fiktif yang sudah diadopsi. Alder meyakini bahwa tumua fiktif yang baik adalah tujuan fiktif yang di tentukan sendiri. Tujuan fiktif yang baik akan disususn oleh orang bersangkutan berdasarkan kreeativitasdirinya sehingga tujuan itu menjadi unik bagi setiap orang. Subjektivitas dalam penyusunan tujuan fiktif berpengaruh sangat signifikan. Apabila tujuan sudah diketahui maka tindakan orang tersebut selanjutnya akan lebih mantap dan perjalanan hidupnya akan lebih berarti.
          
Sering terjadi tujuan fiktif sulit untuk direalisasikan secara nyata. Walaupun demikian, tujuan tersebut tetap membantu untuk bertindak dengan lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari maka tujuan tersebut harus dimodifikasi atau bahkan diganti dengan tujuan yang baru. Sebagi contoh, seorang dokter spesialis yang merasa belum mantap dalam speliasisainya. Oleh karena itu, dokter tersebut akan berusaha membaca jurnal atau buku-
buku kedokteran yang lebih banyak dan lebih baru dari yang sudah dikuasainya sekarang. Selain itu, ia harus menghadiri seminar-seminar atau pertemuan-pertemuan ilmiyah lainnya tentang kedokteran. Tujuan akhir dokter tersebuk tidak akan pernah tercapai, tetapi peningkatan kemampuan diri dalam spesialisasinya bias terpenuhi. Para pasiennya juga akan memmperoleh keuntungan dari peningkatan spesialisasinya dokter tersebut.
           Tujuan yang berorientasi kepada tugas harus didorong untuk di dikembangkan sendirioleh orang bersangkutan, sesuai dngan pola belajar awal dari orang tersebut. Apabila orang sudah tertarik pada tugas dari pada mengevaluasinya maka orang tersebut akan lebih tertarik untuk mengerjakan tugas sekalipun tidak ada pihak yang mengevaluasinya.

2. MENCATAT DAN MENGEVALUASI KEMAJUAN
           Siswa juga bisa berpartisipasi dalam pase pencatatan dan evaluasi dari program perubahan prilaku. Beberapa contoh prilaku yang tepat untuk di catat sendiri, antara lain banyaknya tugas yang harus diselesaikan, waktu waktu yang dihabiskan untuk mempraktikan keterampilan, banyaknya buku yang dibaca, dan frekuensi meninggalkan kelas tanpa permisi. Tugas yang harus dikerjakan tanpa pengawasan guru, seperti pekerjaan rumah dan belajar mandiri, juga merupakan contoh yang baik untuk memonitor diri. Sisa memegang kartu, diary, atau checklist, mencatat frekuensi atau lamanya prilaku dlam bertanya. Beberapa contoh dari form pencatatan diri terdapat pada mengajar perilaku mengontrol diri untuk siswa.
           Kartu kemajuan study dapat membantu siswa untuk berbagi-bagi tugas menjadi langka-langkah yang lebih kecil, menentukan urutan terbaik untuk melengkapi langkah-langkah dan merekam kemajuan sehari-hari. Kartu perkembangan study tersebut bertindak sebagai saran yang secara gradual bias dihilangkan. Mengingat kecurangan dalam pencatatan merupakan masalah serius, khususnya saat siswa diberikan penghargaan untuk perkembangannya maka pengecekan intensif dari  guru disertai bonus pencatatan yang tepat merupakan teknik yang akan sangat membantu.

3. PENGUATAN DIRI (self Reinforcaman)
           Langkah trakhir dalam manajemendiri adalah penguatan diri(serf reinforcement). Terdapat ketidak sepakatan tentang perlu tidaknya langkah ini. Beberapa psikolog, termasuk Hayes dan kawan-kawanyakin baha penetapan tujuan dan monitoring kemajuan sudah cukup, dan penguatan diri tidak akanmemberikan pengaruh yang berarti.  Psikolog lain, seperti Bandura menyatakan bahwa pemberian penghargaan diri untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik akan mengarahkan tercapainya prestasi yang lebih tinggi daripada penetapan tujuan secara sederhana dan pencatatan kemajuan.
          
2
Penguatan diri terjadi saat seseorang memberikan hadiah kepada dirinya sendiri karena seukses mencapai prestasi atau kinerja yang sudah ditetapkan atau saat seseorang menghukum dirinya karena gagal mencapai prestasi atau kinerja yang sudah ditetapkan. Pada beberapa bidang kerja, orang-orang mengevaluai perilakunya, kemudisn memberikan hadiah atau menghukum dirinya.
Mereka member sealamat kepada dirinya untuk perilaku tertentu, menghargai kinerjanya yang baik, dan mengadministrasikan sendiri hadiah materi atau hadiah social dan hukuman yang diterima dari serangjkaian kegiatan yang dilakukan.

C. PETUNJU PELAKSANANA PROGRAM MANAJEMEN DIRI
1. Memperkenalkan Sistem Secara Positif
 a) Berikan penekanan pada system secara positif.
 b) Pertimbangkan untuk memulai program secara suka rela.
 c) Jelaskan bagaimana Anda menggunakan program manajemen diri untuk diri Anda.
2. Bantu Siswa Belajar Menetapkan Tujuan
Contoh :
a). Monitor tujuan sesering mungkin pada awal kegiatan, dan tentukan standar tinggiyang masuk akal.
b). Buat pengumuman tujuan dengan menyuruh siswa menyampaikan tujuan kepada guru dan kepada teman-temannya, apa yang ingin dicapai.
C). Siapkan cara untuk siswa agar bias mencatat dan mengevaluasi kemajuannya.

D.DEFINISI KONSEPTUAL MANAJEMEN DIRI
Setelah mempelajari secara teoretis tentang manajemen diri, berikut ini dikemukakan tentang konsepsi manajemen diri. Manajemen diri adalah perilaku siswa yang bertanggung jawab terhadap pengaaturan perilakunya sendiri, dengan tujuan agar siswa lebih mandiri, lebih independen, dan lebih mampu memprediksikan masa depannya. Manajemen diri secara umum terdiri dari tiga langkah utama, yaitu menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberiakan penguata diri.
Dibawah bimbingan guru, siswa belajar menetapkansendiri tujuan yangingin dicapai. Apabila tujuan masih umum  maka siswa dilatih untuk memecah tujuan itu menjadi tujuan-tujuan jangka pendek yang lebih realistis. Selanjutnya, dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan siswa juga dibimbinguntuk memonitor dan mengevaluasi kegiatn dirinya, agarbisa mengarahkan kegiatannya mendekati tujuan yang ditetapkan. Apabila tujuan yang ditetapkan tercapai maka siswa dibimbing untuk memberikan penguatan positip kepada dirinya, sebaliknya apabila siswa gagal mencapai tujuan maka siswa juga dibimbing untuk memberikan penguatan negative kepada dirinya. Melalui prosedur ini diharapkan siswa berperilaku sportif, dan untuk  melatih sportivitas maka secara berkala guru perlu melakukan pengecekan terhadap laporan kemajuan siswa.
3
E. DEFINISI OPERASIONAL, KISIS-KISI, DAN INSTRUMEN MNGUKUR MANAJEMEN DIRI
1. Definisi Operasinal
           Manajemen diri adalah perilaku siswa untuk bertanggung jawab terhadap pengaturan kegiatan belajarnya sendiiri, yang ditunjukan oleh indicator berupa: (1) kemampuan untuk menyusun tujuan sendiri, (2) kemampuan untuk memonitor dan mengevaluasi kegiatan sendiri, dan (3) kemampuan untuk memberikan penguatan kepada dirinya sendiri.
Apabila di uraikan, indicator diatas ke dalam subindikator maka akan tampak seperti table berikut.
Indikator
Subindikator
1.Kemampuan menyusun tjuan
a. Banyak tujuan yang disususn
b. Ketepatan mempresesentasikan tujuan
c. Kualitas tujuan
d. Frekuensi modifikasi tujuan
2. Kemampuan memonitor dan mengevaluasi kegiatan
a. Ketepatan checklist tentang tugas yang diselesaikan
b.Ketepatan catatan waktu penyelesaian tugas
c. Ketepatan pencatatan waktu memulai dan mengakhiri kegiatan
d. Frekuensi mendapat bimbingan dari guru
3. kemampuan memberikan penguatan diri
a. Ketepatan kinerja dengan penguatan
b. Kualitas/jenis penguatan
c. Frekuensi pemberian penguatan

2. Kisi-Kisi
           Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang manajemen diri adalah pedoman wawancara dan lembar observasi.

3. intrumen
Contoh  pedoman wawancara yang dilakukan dengan orang tua siswa
1.Apakah waktuu belajar anak bapak/ibu memang dialokasikan ?
2. Berapa jam dalam sehari ?
3. Apakah belajar anak bapak/ibu tetap ?
4. Apakah anak bapak/ibu memulai kegiatan belajar selalu tepat waktu ?
5. Apakah anak bapak/ibu sering mengejakan tugas dirumah ?
9. Apakah bapak/ibu sering diminta menandatangani lembaran tugas ?[1]

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hamzah B. Uno, M.pd. Orientasi dalam Psikologi Pembelajaran

No comments:

Post a Comment