Jual Tanah Kavling Murah Sistem Syariah
100 m2 Harga dibawah 40 Juta
Bonus 2 Bibit Pohon Durian Musangking
Include SHM Selengkapnya KLIK
BAB
I
A. Latar Belakang
Manusia
sebagai mahluk yang berpikir. Tentu memiliki rasa ingin tahu, rasa ingin tahu
inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan, serta berusaha
untuk memecahkan masalah, dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk
memahami dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan
pengetahuan. Pengetahuan yang menjadi rujukan penulis disini adalah mengenai
Psikologi khususnya mengenai Gejala pengenalan ( Kognitif), yang mana nantinya
akan kita bahas yaitu Pengindraan dan Pengamatan,Tanggapan, Reproduksi dan
Asosiasi.[1]
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Gejala Pengenalan ( kognitif)
Gejala pengenalan ialah
segenap gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil dari pengenalan
kita bias mendengar suara, melihat cahaya, menyimpan satu kenangan dan
mengingatnya kembali semua itu adalah pengenalan.
Namun
hendaknya selalu diingat bahwa segenap gejala kejiwaan itu hanya dibedakan dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
1.
Penginderaan Perhatian dan pengamatan
Dalam
penginderaan terdapat istilah persepsi dan appersepsi.
Persepsi merupakan bentuk pengalaman
yang belum disadari benar sehingga individu yang bersangkuta belum mampu
membedakan diri sendiri dan obyek yang dihayati
Sedangkan appersepsi ialah apabila pengalaman
itu sudah disadari dan pribadi mampu mengadakan pembeda atau pemisah antara
diri sendiri selaku subyek dan obyek tersebut menurut satu bentuk pemikiran
atau pemahaman tertentu.
Pengamatan
merupakan produk dari kesadaran dan pikiran ( abstraksi yang dikeluarkan dari
arus kesadaran)
Jadi pengamatan adalah kesan-kesan yang
diterima sewaktu perangsang mengenai indera dan perangsangnya masih ada.
Pengamatan erat berkaitan dengan pikiran
dan perasaan pantasi dan segenap unsure kehidupan jiwani / psikis lainnya.
Sebelum
membahas lebih jelas dalam membahas
pengamatan terlebih dahulu kita pahami masalah perhatian. Memperhatikan itu
artinya mengkonsentrasikan diri mengarahkan aktivitas psikis/ pada satu titik
sentral.
Jadi pengertian perhatian itu mengandung
pula keterbatasan kemampuan individu dan perhatian merupakan stadium persiapan
sebelum kita sampai pada pengamatan.
Pada
perhatian ada dua peristiawa penting yaitu slektivitas dan skema antisipasi.
Selektivitas mendorong tingkah laku
untuk mengkonsentrasikan diri pada sekumpulan perangsang ( satu obyek) dan
tidak mereaksi kepada semua rangsangan dari luar. Sedangkan pada skema
antipasti terkandung kesiapan individu untuk setiap saat menerima dan mereaksi
terhadap perangsang.
Penting
untuk dipahami ialah orang tidak mengamati perangsangnya akan tetapi ia
mengamati obyeknya(benda, peristiwa, personnya).
Obyek tersebut ialah peristiwa obyektip
yang dinyatakan oleh perangsang-perangsangnya.
Pengamatan
itu sendiri dalam arti sempit merrupakan proses mengiterprestasikan sesuatu
dengan jalan mengenali tanda-tanda sebagai alatnya dan pengertian tertentu
sebagai tujuan pengamata.
Apabila suatu obyek yang kita amati itu
sangat tidak jelas maka dengan susah payah dan melalui banyak kekeliruan sampai
kita pada satu pengamatan yang memuaskan [engamatan semacam ini disebut
persepsi coba-coba dan gagal (trial and error perception)
Yang
disebut sebagai gejala konstansi dalam pengamatan ialah tidak berubahnya bentuk
obyek-obyek yang kita amati yaitu tidak berubah bentuknya menurut perasaan dan
pendapat kita. Sebaliknya gejala osilasi dialami orang dengan pengamatan yang keliru yaitu peristiwa
obyektip yang diterima indera ternyata ditangkap secara salah.
Bentuk kesalahan
pengamatan lainnya ialah halusinasi (hallucination)= silap/ tipuan mata
khayalan, visloen). Halusinasi itu adalah pengamatan tanpa obyetivitas
penginderaan, dan tanpa disertai perangsang-perangsang fisik yang tepat /
adekuat.
Halusinasi ini terjadi pada orang-orang
yang sakit berat terkena racun-racun tertentu (candu alkohon) bahkan
(narkotika) dan orang yang menderita psikhosa berat (gila)
Perubahan psikologis didalam indera
disebabkan ransangan fisik dari luar.
Hal-hal yang penting dari moment psikis
(aktivitas jiwa) disebabkan oleh berfungsinya indera, yang terdiri atas :
1. Indera
penglihatan
2. Indera
pendengaran
3. Indera
pembau
4. Indera
pengecap
5. Indera
suhu, sakit dan tekanan
6. Indera
keseimbangan
7. Indera
khinaestetis
8. Indera
organis / Vital
9. Indera
synaesthesi (Indera Penyerta)
10. Daya
adaptasi
1.Indera Penglihatan
Pendengaran
mata dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
Ø Pendengaran
cahaya
Ø Pendengaran
Warna
Ø Pendengaran
ruang (Tempat dan jarak)
Dua pendengaran pertama
merupakan akibat langsung dari perangsang-perangsang fisik yaitu semakin kuat
getaran-getaran cahayanya semakin kuat penginderaan cahayanya.
Dalam
psikologi dikenal 4 warna pokok yaitu: Merah, Kuning, Hijau, dan Biru.
Jika 4 warna ini masing-masing
ditempatkan pada satu sudut segi empat dan maka pada satu sisinya dapat
ditemukan semua warna lainnya.
Penglihatan
normal bias membedakan 80-90 nuansa warna sedangkan pelukis yang berbakat bisa
membedakan lebih banyak lagi.
Ada dua jenis buta warna yaitu mereka
yang melihat segalanya berwarna abu-abu muda sebagai sebagai foto tanfa warna
disebut sebagai Monokhromat sedangkan mereka yang melihat 2 warna
disebut sebagai dikhromat buta warna ini lebih banyak didapat
pada kaum pria dari pada wanita.
2.Indera pendengaran
Pada pendengaran dibedakan antaran nada-nada
(terdengar dengan tenang dan teratur) dan desah/gaersik (gelisah dan tidak
teratur). Kekuatan nada tergantung pada amplitude dari getaran-getaran udara
semakin tinggi jumlah getarannya semakin tinggi nadanya.
Nada dengan kekuata 20.000 – 30.000
getaran per detik tidak bisa diamati lagi oleh manusia. Nada paling rendah pada
piano memiliki 27 getaran sedangkan yang tertinggi 3.480 getaran per detik.
3. indera Pembau
Indera
pembau berlangsung melaui perangsang-perangsang berbentuk gas yang mengenai
selaput lendir hidung, pada selaput lendir inillah terletak ujung-ujung syaraf
pembau.
4. Indera pengecap
Berlangsung
oleh adanya perangsang-perangsang cairan pada lidah dan tekak (tinggi-tinggi
lunak.) 4 cita rasa untuk mengecap yaitu manis, asam, asin dan pahit.
5. Indera suhu, sakit dan tekanan
Ketiga-tiganya ditulis berbarengan karena semua inderanya
terletak pada kuli, peransang-perangsang yang diterima ujung syaraf berjalan
melalui macam-macam jalur menuju ke otak.
6. Indera keseimbangan
Indera
ini terletak pada satu lengkung berliku-liku ditelinga tengah dan terdiri atas
dua kantung dan tiga buah kanal lengkung. Indera inilah yang menjamin
berlangsungnya keseimbangan tubuh kita.
7. Indera Kinaesthetis (gerak)
Indera
ini terdapat pada tudung-tudung persediaan perangsang-perangsangnya berupa gerak-gerak
dan ketegangan pada onderdil tubuh dan otot-otot.
8. Indera Organis/ Vital
Indera
yang berfungsi untuk ini ialah organ-organ pencernaan makanan, pernapasan,
organ sirkulasi darah, hati dll
9. Indera synaesthesi (indera penyerta)
Indera syinaesthesi
ialah penginderaan tidak dengan indera bersangkutan akan tetapi dengan indera
lainnya, Misalnya kebutaan mata digantikan dengan indera pendengaran / perasa.
10. Daya adaptasi
Adaptasi
merupakan daya penyesuaian umum dari makhlik hidup terhadap tuntunan
lingkungannya. Jadi adaptasi merupakan cara seseorang menhadapai dan memecahkan
situasi yang mengandung masalah sampai mencapai hasil yang diharapkan.
2.
tanggapan
Tanggapan
ialah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada sebagai gambaran
dari pengamatan. Tanggapan itu tersembunyi belum terungkap (latent).
Apabila
tanggapa-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan
kejiwaan maka fungsi tanggapan tadi disebut sebagai fungsi primer.
Apabila tanggapan yang dibawah sadar
kehidupan kejiwaan sudah tidah disadari itu masih terus berpengaruh terhadap
kehidupan kejiwaan maka disebut fungsi sekunder.
3.
Reproduksi dan asosiasi tanggapan
Reproduksi
dari tanggapan ialah pemunculan tanggapan dari keadaan dibawah sadar (tidak
disadari) kedalam keadaan disadari. Reproduksi dapat bersebab yaitu bissa
disadari disebabkan oleh adanya perangsang atau pengaruh dari luar.
Asosiasi
dari tanggapan ialah perkaitan dari tanggapan mengenai benda-benda disekitar
kita itu terasosiasi dari nama bendanya.
Psikologi
kuno menyusun 5 hukum asasiasi
Hukum 1 : Hukum persamaan waktu
Hukum II :
Hukum perurutan
Hukum III : Hukum
Persamaan ( penyesuaian)
Hukum IV :
Hukum kebalikan ( lawan)
Hukum V : Hukum balur / pertalian logis
Sebaliknya
psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi saja yaitu hukum
kontiguitas
Bunyi hukum kontiguitas”tanggapan” akan
terasosiasi satu sama lain apabila mereka itu berdampingan / berbatasan satu
sama lain.
Karena mereka timbul bersamaan (koeksisten)
atau tersusun dekat berurutan /suksesif didalam kesadaran.
Asosiasi
dapat dipengaruhi oleh penggunaan alcohol dan bahan-bahan narkotika karena
asosiasi menjadi sulit dan dangkal. Hubungan asosiasipun berkurang pikiran
menjadi kurang logis ingatan.
4.
Ingatan
Profesor
Kohnnstam mengartikan ingatan sebagai setiap ungkapan dalam mana kaitan psikis
dimanifestasikan dalam dimensi waktu sedangkan W. Stern mengungkapkan ingatan
sebagai tuntutan / kaitan masa lampau dari pengalaman.
Jadi
ingatan ialah kemampuan untuk mencamkan menyimpan dan mereprodusir kembali isi kesadaran.
Ingatan yang paling tajam pada diri
manusia ialah kurang lebih pada usia kanak-kanak 10-4 tahun, sesudah umur 50
tahun ingatan semakin berkurang / susut.
Faktor
sugesti dan perasaan memegang peranan besar sekali dalam penentuan kualitas
ingatan. Fungsi paling penting dari ingatan ialah menyimpan tanggapan-tanggapan
yang berlangsung melalui pengamatan-pengamatan indriawi maka disebut sebagai
ingatan idriawi/ ingata mekanis sedangngkan apabila ingatan itu disimpan dalam
kesadara dengan penuh pengertian perurutan logis dan pertimbangan maka disebut
sebagai ingatan logis / ingatan akal budi.
Salah
satu produk dari ingatan ialah mengenal kembali (recognize) ialah kesadaran
masa lampau sebagai akibat dari pengamatan, Pengenalan kembali itu berlangsung
dengan bantuan perangsang/ implus dari luar.
Kebalikan
dari pengenalan kembali disebut depersonalisasi yaitu kondisi kejiwaan tidak
mengenal kembali segala sesuatu disekitar kita baik yang sudah dikenal maupun
sebelumnya.
Peristiwa
lai yang sangat penting dalam ingatan ialah aktivitas psikis. Usaha dengan
sengaja memasukan/ meletakan bahan pengenalan dlam ingatan disebut memorisasi.
Memorisasi bisa berlangsung ; tidak sengaja, otomatis, mekanis atau berlangsung
sendirinya tanpa menggunakan akal.
Memories
juga bisa berlangsung secara intelektual merupakan kegiatan penalaran dengan
menggunakan akal budi.
Selanjutnya
memories bisa berlangsung secara artifislal/ buatan yaitu dengan bantuan ikhtar
buatan.
Untuk menghapal orang bisa menggunakan
metode yaitu :
a. Metode
G (Ganzlern)
b. Metode
T (Teillern)
c. Metode
V (Vermittelnde)
Angguan dalam ingatan disebut Amnesia
Amnesia bersifat sebagian atau parsial
saja yang hilang dari ingatan akan tetapi bisa juga bersifat total.
Shg tidak dapat diigat kembali.
5.
Fantasi
Fantasi
adalah kemampuan menggunakan tanggapan-tanggapan yang sudah ada (dimiliki)
untuk menciptakan tanggapan baru. Beberapa jenis fantasi yaitu :
·
Fantasi yang
mengabstraksikan ; mengurangi, mengadakan reduksi
·
Fantasi yang
Determinatif; menentukan satu sifatnya dominan
·
Fantasi yang
mengkombinasikan; tubuh atasnya wanita-wanita ikan duyung
Fantasi kreatif mampu
menciptakan hal-hal baru banyak dimiliki seniman.
Fantasi juga memungkinkan kita surut
kembali pada masa lampau, oleh fatasi tersebut kita mampu menyusun cita-cita
dan rencana guna membangun kehidupan yang lebih bahagia.
Dalam
dunia pengajaran dan pendidikan Fantasi memberikan pengaruh yang tidak kecil
untuk membangunkan motivasi belajar, semangat dan kreativitas anak.
6. Berpikir
Berpikir
ialah kemampuan meltakan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita
Pembahasan mengenai berpikir ini
menyangkut masalah opini/ pendapat, keputusan, pengertian intelegensi, intuisi dan
bahasa.
1.) Opini/pendapat
adalah organisasi kognitif yang relatif menetap mengenai satu
kenyataan/peristiwa, namun sifatnya subyektif.
2.) Berpikir
konkrit adalah berpikir dalam kepastian yaitu dalam dimensi ruang, waktu,
tempat tertentu.
3.) Berpikir
Abstrak adalah berpikir dalamketidak berhinggaan.
4.) Pengertian
adalah suatu kata (dalam bahasa) untuk menyatakan satu derajat ketidak
tentuan/ketidak terbatasan.
5.) Berpikir
klasifikatoris/berpikir mengenai klasifikasi adalah pengaturan menurut
kelas-kelas tingkatan tertentu.
6.) Induksi
Sintetis yaitu metode berpikir bertolak dari pengertian yang lebih rendah
melompat kepada pengertian lebih tinggi.
7.) Deduksi
analitis ialah metode berpikir bertolak dari pengertian yang lebih tinggi/namun
umum melompat kepada pengertian lebih rendah.
8.) Berpikir
Analogis ialah jika orang berusaha mencari hubungan dari peristiwa-peristiwa
atas dasar persamaan/kemiripannya.
9.) Pertimbangan,
pilihan, dan keputusan:
Setiap keputusan orang
mempertimbangkan beberapa alternative/kemungkinan untuk pemecahan yang paling
baik.
10.)
Kebimbangan dan
skeptisisme ilmiah
Kebimbangan ini menuntut adanya
vertifikasi empirit/verifikasi eksperimental. Keraguan ini disebut skeptisime
ilmiah.
11.)
Berpikir Ilmiah
Berpikir dan bertingkah laku
sedemikian ini berlangsung lebih lama, tampaknya melewati jalan
melingkar-melingkar lebih panjang untuk sampai pada kebenaran.
Lawan
dari berpikir ilmiah ialah berpikir pendek.
12.)
Berpikir Pendek
(berpikir praktis)
Berpikir
ini disebut pula sebagai berpikir sepintas dan biasanya kurang logis.
Para ahli menyusun teori tingkat
kesadaran dan menyatakan 3 tingkat pada proses berpikir.
a.) Tingkat
dari tanggapa-tanggapan individual yang berwujud tanggapan ini langsung
diprosedur oleh pengamatan idriawi, merupakan tingkat penghayatan yang
berwujud.
b.) Tingkat
tanggapa-tanggapan skematis/tanggapan umum yang masih samar-samar.
c.) Tingkat
pengertian Abstak, diatur menurut kategori-kategori.
7.
Intelek atau Intelegensi
Intelek
(akal budi) atau intelegensi adalah kemampuan untuk eletakan hubungan-hubungan
dari proses berpikir.
Orang
yang intelligent dapat menyelesaikan semua pemikirannya dalam tempo yang lebih
singkat dan mampu bertindak tepat.
Prestasi inteligensi itu bisa di didik
atau dilatih melalui pengajaran dan pendidikan yang teratur.
Inteligensi praktis
adalah inteligensi yang berhubungan dengan pekerjaan atau karya. Kegiatan
praktis dibidang keterampilan. Sedangkan Intelegensi teoritis ialah kemampuan
untuk menggunakan skema-skema berpikir dan abstraksi.
Pembagian kasar berdasarkan umum
inteligensi adalah sbb :
1. Pandai
sekali/berbakat
2. Normal
3. Debil
dengan I.Q dibawah 75
4. Imbesil
dengan I.Q dibawah 67
5. Idiot
Ada
perbedaan yang besar sekali antara intelegensi kreatif dengan intelegensi
eksekutif, dengan intelegensi kreatif orang mampu mencifta merancang alat bantu
baru dan mendapatkan penemuan-penemuan baru. Intelegensi ini dimiiki
orang-orang yang istimewa dan orang yang genius. Sedangkan intelegensi
eksekutif merupakan kekayaan psikis yang dimiliki oleh jutaan manusia yang
dapat menggunakan alat-alat bantu yang ditemukan oleh Pribadi-pribadi genius.
8.
INTUISI
Intuisi
adalah pandangan batiniah yang sertamerta tembus mengenai satu
peristiwa/kebenaran tanpa perurutan pikiran mirip ilham.
Intuisi ini kreatif sifatnya dan menjadi
bagain dari kehidupan psikis yag tidak disadari.
Proses
intuisi berlangsung sbb : Mula-mula gambarnya masih samar-samar kemudian orang
mampu menanggapi dengan cepat dan tepat. Muncul pula satu keyakinan namun
kebenaran peristiwanya harus dicek dengan analisa peristiwa.
Unsur
kepastian langsung pada intuisi ini mirip sekali dengan intuisi. Bahkan dekat
dengan inspirasi.[2]
BAB III
A. KESIMPULAN
Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Jadi gejala Kognitif adalah gejala bagaimana cara manusia memberi arti pada rangsangan. Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognitif). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk kedalam Kognitif manusia.
Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Jadi gejala Kognitif adalah gejala bagaimana cara manusia memberi arti pada rangsangan. Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognitif). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk kedalam Kognitif manusia.
Gejala
Kognitif antara lain :
1.
Pengamatan
2.
Tanggapan
3.
Ingatan
4.
Fantasi
5.
Berpikir
6.
Intuisi[3]
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini, Psikologi Umum,
Bandung, Mandar Maju, 1990.
No comments:
Post a Comment