Jual Tanah Kavling Murah Sistem Syariah
100 m2 Harga dibawah 40 Juta
Bonus 2 Bibit Pohon Durian Musangking
Include SHM Selengkapnya KLIK
100 m2 Harga dibawah 40 Juta
Bonus 2 Bibit Pohon Durian Musangking
Include SHM Selengkapnya KLIK
Disusun Oleh : Awang Setiawan
4. Definisi berdasarkan fungsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan
manusia tidak akan lepas dari yang namanya pendidikan.
Pendidikan merupakan modal dasar dalam mencapai kehidupan yang sejahtera.
Dalam pendidikan, terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku dan pribadi suatu individu yang harus di pahami bersama, diantaranya adalah pendidikan fisik dan psikomotorik dll.[1]
Pendidikan merupakan modal dasar dalam mencapai kehidupan yang sejahtera.
Dalam pendidikan, terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku dan pribadi suatu individu yang harus di pahami bersama, diantaranya adalah pendidikan fisik dan psikomotorik dll.[1]
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan upaya nyata untuk
memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan
mentalnya sehingga dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya.
Pendidikan adalah pengaruh bimbingan dan
arahan dari orang dewasa kepada orang lain, untuk menuju kearah kedewasaan,
kemandirian serta kematangan mentalnya.
Pengertian yang lain: Pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup kehidupannya (Insan Cerdas dan Kompetitif).
Pengertian yang lain: Pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup kehidupannya (Insan Cerdas dan Kompetitif).
1.
Definisi Maha Luas
Pendidikan
adalah hidup (segala pengalaman belajar yg berlangsung dalam segala lingkungan
dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu, suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang
hayat sejak manusia lahir).
2. Definisi Sempit
2. Definisi Sempit
Pendidikan
adalah sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka).
3.
Definisi alternatif atau luas terbatas
Pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan.
Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup. Secara tepat di
masa yang akan datang.
Pendidikan
adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,
non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah. Yang berlangsung seumur
hidup yang bertujuan optimalisasi perkembangan kemampuan-kemampuan individu.
Agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Pendidikan
adalah usaha sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua
yang di serahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai
sifat-sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
4. Definisi berdasarkan fungsi
a.
Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan
diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang
lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi
tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu
nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung
jawab, dan lain-lain.
b.
Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan
diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada
terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2
sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka
yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
c.
Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan
sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar
menjadi warga negara yang baik.
d.
Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan
sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk
bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan
karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.[2]
e. Definisi pendidikan menurut GBHN
Pendidikan
nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan
martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggungjawab terhadap pembangunan bangsa.[3]
Sebelum
lebih jauh membahas tentang seluk beluk pendidikan, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu mengenai batasan
atau pengertian pendidikan. Dengan pemahaman yang utuh, akan lebih mudah memasuki
pembahasan-pembahasan yang lebih dalam tentang pendidikan.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232), pendidikan berasal dari kata “didik”,
lalu diberikan awalan kata “me” sehinggan menjadi “mendidik” yang artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam memeliahara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pemikiran. Beberapa pengertian pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:[4]
2. Tujuan
dan proses Pendidikan
a.
Tujuan pendidikan
Tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,
dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah
kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai
oleh segenap kegiatan pendidikan.
b. Proses pendidikan
Proses
pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh
pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses
pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro,
meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya
proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3. Konsep Pendidikan
Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan
itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses
berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir
tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali
oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan
sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan
pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas
mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling
tua.(Cropley:67)
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d.
Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga,
remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e. Alasan
perkembangan iptek
f. Alasan
sifat pekerjaan
4. Kemandirian
dalam belajar
a. Arti dan perinsip yang melandasi
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai
aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri,
pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep
kemandirian dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar
akan sampai kepada perolehan hasil belajar.[5]
b. Alasan yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16)
mengemukakan alasan sebagai berikut:
·
Perkembangan iptek
berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para pendidik(khususnya
guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik.
·
Penemuan iptek tidak mutlak
benar 100%, sifatnya relatif.
·
Para ahli psikologi umumnya
sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan
abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan
situasi dan kondidi yang dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.
·
Dalam proses pendidikan dan
pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan
sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta
didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik
dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan
(tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam
bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam
bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan
berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern
cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau
pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik
ialah:
a. Individu yang
memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang
unik.
b. Individu yang
sedang berkembang.
c. Individu yang
membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang
memiliki kemampuan untuk mandiri.
2.
Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu
lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu
yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin
program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3.
Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi
timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
4.
Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang
kuratif.
b. Tempat Peristiwa
Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan
yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.[6]
C.
PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
1.
Pengertian Sistem
Beberapa
definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem
adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
b. Sistem
meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem
yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
2.
Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem
Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah
komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru),
output(tamatan), instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental
input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
3.
Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan
Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro.
Sebagai subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing
sebagai sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem
dari bidang pendidikan sebagai sistem
dan seterusnya.
4.
Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.
a. Cara
memandang sistem
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi
sitem ataupunsebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih
besar, tidak lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem
atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah
berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam
hubungan sebab akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
c. Analisis
sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan
untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan
efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa dipersyaratkan untuk berpikir secra
sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam
maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
d. Saling hubungan antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu
sistem yang baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya
tujuan sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan
secra fungsional dengan komponen lain.
e. Hubungan
sitem dengan suprasistem
Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu
saling berhubungan dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya
setiap sistem itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap
segi kehidupan itu butuhkan, sehingga
semuanya memerlukan pembinaandan pengembangan.
5.
Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a. pengajaran dan pendidikan dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling
mengisis.
b. Pembedaan
dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami
lebih baik.
c.
Pendidikan modern lebih cenderung
mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran
mengusahakan isinya. Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.
6.
Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan
dalam jabatan (inservice education) sebagai sebuah sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara
formal kepada calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu.
Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada
oramg-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain.
Dengan kata lain pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar, sedangkan
bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.
7.
Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah
sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan
persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya
SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian
keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu
fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
Dapat
disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya
dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan
dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia
sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendidikan adalah Suatu Konsep
dasar yang bersifat atu bertujuan mengarahkan membimbing dan membina dari suatu
hal yang tidak diketahui menjadi suatu hal yang diketahui baik secara umum
maupun pribadi. dengan struktur, arahan, sarana dan prasarana yang telah
terencana sehingga mendukung proses pendidikan tersebut dan dapat dihasil kan
suatu serapan materi yang penting. Biasanya hal ini berkaitan dengan landasan
dan ketulusan hati sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami secara
terbuka.
Jadi Pendidikan itu adalah sesuatu Hal yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua
indera seperti makanan dan minuman,
dengan yang lebih butuhkan untuk
mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santapan akal dan rohani.[7]
DAFTAR PUSTAKA
·
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
·
fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan/
·
www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDgQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.tugasku4u.com%2F2013%2F02%2Fpengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.html&ei=AQdtUoGFLYOMrgfp0IHwBw&usg=AFQjCNFATd5HoGgkQhT6R3y0-i6TSQym8g
[1] http://4guss.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-pengertian-dan-unsur.html
[2] http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-unsur-pendidikan.html
[3] http://www.tugasku4u.com/2013/02/pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan.html
[4] http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-unsur-pendidikan.html
[5]http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCYQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffatamorghana.files.wordpress.com%2F2008%2F07%2Fhartoto-bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan1.doc&ei=t2Z6Upf-OciOrgeX_YGADA&usg=AFQjCNFZYomKFLI0kvIzuHnDnkOoTcl0hg&sig2=M6wJetPqsrgXd7k82PT3LQ&bvm=bv.55980276,d.bmk
[6] http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan/
[7] http://gurunyailmu.blogspot.com/2013/02/makalah-pengertian-dan-unsur-unsur.html
No comments:
Post a Comment