Jual Tanah Kavling Murah Sistem Syariah
100 m2 Harga dibawah 40 Juta
Bonus 2 Bibit Pohon Durian Musangking
Include SHM Selengkapnya KLIK
100 m2 Harga dibawah 40 Juta
Bonus 2 Bibit Pohon Durian Musangking
Include SHM Selengkapnya KLIK
Disusun Oleh : Awang Setiawan
Pendahuluan
a.
Latar belakang
Pengertian akhlak itu bermacam-macam pendapat.
Akhlak pada umumnya menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak
itu sangat penting bagi manusia. Akhlak manusia itu ada dua, yaitu akhlak yng
baik dan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan kehendak manusia dan sumber
akhlakpun bermacam-macam.
Untuk meraih kesempurnaan akhlak, seseorang
harus ,melatih diri dan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang harus melatih diri dan membiasakan diri berfikir dan
berkehendak baik. Akhlak seseorang bukanlah tindakan yang direncankan pada
saat-saat tertentu saja. Akhlak juga juga merupakan keutuhan kehendak dan
perbuatan yang melekat pada seseorang yang akan tampak pada perilakunya
sehari-hari.
Akhlak juga memiliki istilah lain yaitu etika, moral dan kesusilaan.
Akhlak itu tersumber dari agama dan dari bukan agama. Akhlak bagi manusia itu
sangatlah penting, karena sifat seseorang itu akan terlihat dri akhlaknya. Banyak manfaat
yang didapat dari ilmu tentang akhlak.[1]
b.
Rumusan masalah
1.
Apa Pengertian akhlak ?
2.
Macam
–macam akhlak ?
3.
Apa Aspek – aspek yang mempengaruhi akhlak ?
Pembahasan
1.
Pengertian
Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq”
yang merupakan bentuk jamak dari “khuluq”. Secara bahasa “akhlak”
mempunyai arti budi pekerti , tabiat, dan watak. Dalam kebahasaan akhlak sering
disinonimkan dengan moral dan etika. Menurut istilah yang dijelaskan oleh Ibnu
Maskawih “akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan”. (Saputra, 2004: 30).
Menurut Abdul hamid yusuf akhlak adalah ilmu
yang memberikan keterangan tentang perbuatan yang mulia dan memberikan
cara-cara untuk melakukannya. (Mahjuddin, 2004: 9), sedangkan menurut Ja’ad
maulana “akhlak adalah ilmu yang menyelidiki gerak jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka dari
perbuatan dan perkatan dan menyingkap hakikat-hakikat baik dan buruk”.
(Zahruddin, 2000: 6). Akhlak menurut Ahmad amin adalah kehendak yang biasa
dilakukan. Artinya segala sesuatu yang kehendak yang terbiasa dilakukan,
disebut akhlak. (Amin, 1995: 62).
Pengertian akhlak juga dikemukakan oleh Imam
al-ghozali, menurut dia “ akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa
yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran”. (Mustofa, 1997: 12), sedangkan menurut
pendapat Hamzah ya’qub “ akhlak adalah ilmu yang menentukan antara yang baik
dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan
manusia lahir dan batin”. (Saebani, 2000: 25).
Menurut imam al-ghozali akhlak adalah” suatu
sifatyang tertanam dalam jiwa yang dapat memunculkan perbuatan-perbuatan dengan
tanpa memerlukan pertimbangan pemikiran.” Sedangkan menurut Ibrahim anis “
khlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang melahirkan bermacam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.” (
Solihin, 2005: 18-19). [2]
1.
Macam –macam akhlak
Ø Pengertian
akhlak mahmudah
Akhlak mahmudah
(terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya).
Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup
sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun,
tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung
jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan
tawakal, ber-tauhiid, ikhlas,taubat, ikhtiyaar, sabar, syukur, tawaadu',
husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam
berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, ridha, amal
salih, persatuan dan kerukunan,
Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah
Dalam
pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang meliputi adil dan
amanah.
a.
Amanah
Secara bahasa
amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara
definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini
didasarkan pada firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian
untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika
menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).
Dalam ayat
lainnya, Allah juga berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka semua enggan memikulnya
karena mereka khawatir akan mengkhianatinya, maka dipikullah amanah itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh…” (QS. 33:72).
b.
Adil
Adil berarti
menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa
perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa
peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan
sesama saudara. Nabi Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut
kepada Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada
ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga
perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan
kagum seseorang dengan dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
Ø Pengertian
akhlak mazmumah
Akhlak Mazmumah
(tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan
RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong,
malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir,
serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya,
nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah,
fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti
mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.
Contoh Sifat
Mazmumah (Tercela) yaitu:
a. Iri hati :
Iri adalah
sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan.
Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang lain,
misalnya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya
kita iri atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan
tumbuh didalam hati, maka akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran,
bahkan sampai pembunuhan, seperti yang terjadi pada kisah Qabil dan Habil.
b. Dengki.
Dengki artinya
merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan berusaha agar
kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa
senang kalau orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan
sifat iri. Hanya saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa
kemarahan, permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain.
c. Namimah
Namimah adalah
sikap suka menghasud atau mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah
tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan
merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek
yang sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa
iri, dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu
perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian,
jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit
kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk
lagi.[3]
Dalam konteks
pembahasan Akhlak itu, maka akhlak dapat di bagi kepada 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Akhlak
kepada Allah SWT
Akhlak kepada
Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.
2. Akhlak
kepada MakhlukNya
Akhlak kepada
MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti Malaikat,
Jin, Manusia, dan Hewan.
3. Akhlak
kepada Lingkungan
Akhlak kepada
lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta alam),
seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.
2.
Aspek –aspek yang
mempengaruhi pembentukan akhlak yang mulia
Aspek-aspek
yang mempengaruhi Pembentukan Akhlak:
1.
Insting (Naluri)
Insting merupakan seperangkat tabiat yang
dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi
sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. Arab Artinya
: Manusia itu diberi hasrat atau keinginan, misalnya kepada wanita, anak-anak
dan kekayaan yang melimpah. (Q.S Ali Imran : 14) Segenap naluri insting manusia
merupakan paket intern dengan kehidupan manusia yang secara fitrah sudah ada
dan tanpa perlu dipelajari lebih dahulu. Dengan potensi naluri tersebut manusia
dapat menghasilkan aneka corak perilaku yang sesuai dengan corak instingnya.
2.
Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan
perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama
sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan tidak
cukup hanya diulang-ulang saja tetapi harus disertai kesukaan dan kecenderungan
hati terhadapnya.
3.
Wirotsah (Keturunan)
Secara istilah Wirotsah adalah berpindahnya
sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan) .
Wirotsah juga dapat dikatakan sebagai factor pembawaan dari dalam yang
berbentuk kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak
merupakan pantulan dari sifat-sifat asasi orang tuanya. Terkadang anak mewarisi
sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Meskipun keturunan tidak
berperan mutlak tetapi keturunan tersebut bisa menjadikan seseorang untuk beraktual
mazmumah maupun mahmudah.
4.
Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan akhlak seseorang, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Arab Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati,agar kamu bersyukur (Q.S An Nahl : 78) Dalam ayat diatas
memberi petunjuk bahwa seorang manusia dilahirkan dalam keadaan tidak
mengetahui segala sesuatu oleh sebab itu manusia memiliki potensi untuk
dididik. Potensi tersebut bisa dididik melalui pengalaman yang timbul
dilingkungan sekitar anak. Jika lingkungan tempat tinggal ia tinggal bersikap baik
maka anak pun akan cendrung bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk
maka anak akan cenderung bersikap buruk. Arab Artinya : Setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membentuk anak itu
menjadi yahudi, nasrani atau majusi (H.R. Bukhari) Hadits tersebut menjelaskan
bahwa lingkungan keluarga (dalam hal ini adalah kedua orang tua) adalah sebagai
pelaksana utama dalam pendidikan akhlak anak. Ajaran Islam sudah memberi
petunjuk yang lengkap kepada orang tua dalam membina akhlak anak. Jadi apabila
orng tua ingin anaknya berakhlak mulia, maka sedari dini hendaklah anak-anaknya
ditanami dengan nilai-nilai Islam. Sebagai orng tua yang berpengaruh terhadap
pembentukan dan keprobadian anak, seharusnyalah orang tua memperhatikan pada
pergaulan anak dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Karena lingkungan
sangat berpengaruh pada proses pembentukan akhlak seseorang. Melalui kerja sama
yang baik antara orang tua, guru disekolah dan tokoh-tokoh masyarakat, maka
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diajarkan akan terbentuk pada
diri anak.
5.
Al-Qiyam
Al-Qiyam
adalah nilai-nilai Islam yang telah dipelajari selama seseorang hidup. Aspek
ini sangat mempengaruhi terbentuknya akhlak mulia dalam diri seseorang. Pedoman
akhlak mulia atau akhlak Islami adalah Al-Quran dan Hadits. Melalui pemahaman
tentang nilai-nilai ke Islaman yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits,
seseorang bisa mengamalkan nilai-nilai tersebut. Sehingga tanpa disadari
nilai-nilai tersebut menyatu dalam kepribadiannya dan terbentuklah akhlak
mulia.[4]
Kesimpulan
Jadi dari pembahasan yang telah kita uraikan dalam materi
diatas, dapat kita berikan kesimpulan akhlak tersebut merupakan suatu bentuk
atau cerminan yang tertatanam dalam diri seseorang dan hal tersebut terealisasi
dalam kehidupannya sehari – hari.
Adapun bentuk dari akhlak terpuji tersebut ada
beberapa bagian, diantaranya sebagai berikut; zuhud, tawaqal, ikhlas, jihad
dan amanah. Semuanya itu memiliki sisi
positif dari pergaulan yang kita lakukan, baik dalam melakukan hubungan yang
bersifat horizontal atau dalam melakukan hubungan dengan Allah SWT atau dalam
melakukan hubungan secara vertikal yaitu dalam melakukan hubungan atau bergaul
antar sesama Manusia.[5]
Daftar
Pustaka
·
Mustofa, 1997. Akhlak tasawuf. Bandung : pustaka setia.
·
Saebani, bani dan Abdul hamid. Ilmu akhlak. Bandung :
pustaka setia.
·
Saputra, thoyib sah. Aqidah akhlak.
Jakarta : karya Toha saputra.
naga, Hasanudin
dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004
·
Yaqub, Hamzah. Etika Islam. Bandung : CV
Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah akhlak
tasawuf)
Al-Jazairi,
Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Bakry,
Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung
·
Simba-corp.blogspot.com/2012/03/makalah-aspek-aspek-yang-mempengaruhi.html.
·
http://syafrisalmi.wordpress.com/2012/10/25/makalah-aqidah-akhlak-tentang-pembahasan-akhlak-terpuji/
No comments:
Post a Comment